Pages

Thursday, September 02, 2010

bajingan berkelamin binatang

kupersembahkan daging dan darah segarkutaruh di sebelah pisau
mayatmu bergeletak tak berdaya
mukamu sakit meregang nyawa

kuberdiri di depan pemakamanmu
kudengar banyak orang bergunjing
melihat sinis ke arah diriku yang sudah bergincu tipis
melihatku dengan tangan terkait dijagai sang penegak hukum

tegak. jelas. lugas.
kusenandungkan. kuheningkan cipta di depan peristirahatan terakhirnya.
riang. riang. riang.
lagu kematian itu kudendangkan dengan riang.

pantaskah hatiku bercita ria.
pantaskah mereka berduka cita.
menangisi pria berkelamin binatang.
binatang yang mempermainkan kelamin orang.

tak kusesali. tak kan kusesali. tak kan pernah kusesali.
membunuh sang binatang nan bajingan
tak kan kuakui penyesalan di persidangan
tak kan pernah kalian lihat aku minta pengampunan

pengampunan ? penyesalan ?
aku punya hak. hak perlindungan.
perlindungan dari manusia kelamin berkelamin binatang
perlindungan kelaminku dari kelamin sang binatang

tega. kalian semua.
kenapa kalian menangis untuk dirinya.
bukannya bahagia untuk diriku yang menerima perlakuan kebinatangan.
bukannya bahagia karena binatang jahanam itu sudah kurenggut hidupnya.

dasar setan..bajingan..kurang ajar.
aku sanggup. aku rela. walau tubuhku harus kalian eksekusi mati
aku cuma mau katakan dengan lantang.
ketakutanku akan kematian tidak berasa dibandingkan ketakutan saat binatang itu memporakporandankan kelaminku dengan kelaminnya.

0 comments:

Post a Comment

 

(c)2009 writing is my mouth. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger